Tuesday, March 14, 2017

Pengertian Cerpen dan Unsur-Unsurnya

A. Pengertian Cerpen Menurut Kamus 

Cerita pendek atau Cerpen menurut kamus adalah suatu bentuk prosaa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan lansung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti nvella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan tekhnik-tekhnik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. 


B. Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli 


  • H.B. Jassin - Saung Paus Sastra Indonesia, mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian dan penyelesaian.

  • A. Bakar Hamid dalam tulisan "pengertian cerpen" berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai : antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan

  • Aoh. KH. Mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.
Dan masih banyak sastrawan yang merumuskan definisi cerpen. Rumusan-rumusan tersebut tidak sama persis, juga tidak saling bertentangan satu sama lain. Hampir semua menyepakati pada satu kesimpulan bahwa cerita pendek atau cerpen adalah cerita rekaan yang pendek. 

C. Unsur-Unsur Dalam Cerpen 

Ada dua unsur utama dalam kerya cerpen, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik berupa segala sesuatu yang menginspirasikan penulisan karya sastra dan mempengaruhi karya sastra secara keseluruhan. Unsur ekstrinsik ini meliputi : latar belakang kehidupan penulis, keyakinan dan pandangan hidup penulis, adat istiadat yang berlaku pada saat itu, situasi politik (perrsoalan sejarah), ekonomi, dan sebagainya. Sementara unsur intristik terdiri atas : 

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara organik membangun sebuah karya sastra dari dalam. 

Menurut Stanton adalah : Tokoh, alur, latar, judul, sudut pandang, gaya dan nada. 

Tapi kini para ahli sastra memandang tema/amanat merupakan bagian dari intrinsik. Sehingga secara umum unsur intrinsik adalah : tokoh, alur, latar/setting, sudut pandang (point of view), tema, amanat.

1. Tema

Tema yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen, pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita, dasar tolak untuk bercerita. 

Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok. Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu itu biasanya adalah masalah kehidupan, komentar pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup si pengarang dalam menempuh kehidupan luas ini. Pengarang tidak dituntut menjelaskan temanya secara gamblang dan final, tetapi ia bisa saja hanya menyampaikan sebuah masalah kehidupan dan akhirnya tersserah pembaca untuk menyikapi dan menyelesaikannya. 

Secara tradisional, tema itu bisa dijelaskan dengan kalimat sederhana, seperti : 
  1. Kejahatan pada akhirnya akan dikalahkan oleh kebaikan
  2. Persahabatan sejati adalah setia dalam suka dan duka
  3. Cinta adalah energi kehidupan, karena itu cinta dapat mengatasi segala kesulitan
Cerpen yang baik dan benar biasanya menyajikan berbagai persoalan yang kompleks. namun selalu punya pusat tema, yaitu pokok masalah yang mendominasi masalah lainnya dalam cerita itu. Misalnya cerpen "Salju Kapas Putih" karya Satyagraha Hoerip. Cerpen ini melukiskan pengalaman "aku" dinegeri asing dengan baik sekali, tetapi secara tajam cerpen ini menyorot masalah moral. Tokoh "aku" dapat bertahan dari godaan berbuat serong karena pertimbangan moral. 

2. Alur atau Plot 

Yaitu rangkaian peristiwa yang mengerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu. Banyak anggapan keliru mengenai plot. Sementara orang menganggap plot adalah jalan cerita. Dalan pengertian umum, plot adalah suatu permufakatan atau rancangan rahasia guna mencapai tujuan tertentu. Rancangan tentang tujuan itu bukanlah plot, akan tetapi semua aktivitas untuk mencapai yang diinginkan itulah plot. 

Atau, secara lebih gamblang plot adalah, Menurut Aswendo Atmowiloto Sebab-akibat, sehingga plot jelas tidak mengacu pada jalan cerita, tetapi menghubungkan semua peristiwa. Sehingga Jakob Sumardjo dalam seluk-beluk cerita pendek menjelaskan tentang plot dengan mengatakan, " Contoh populer menerangkan arti plot adalah begini : Raja mati. Itu disebut jalan cerita. Tetapi raja mati karena sakit hati, adalah plot."

Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan cerita menjadi terganggu dan bisa jadi, tidak bisa dipahami. Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu : 
  1. Plot Keras, Jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. Contohnya : cerpen-cerpen Anton Chekov, pengarang Rusia legendaris, cerpen-cerpen Trisnoyuwono yang terkumpul dalam laki-laki dan Mesiu, cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulannya Kejantanan di Sumbing.
  2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mngesan sehingga seperti terus terngiang ditelinga pembaca. Contoh, cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam, cerpen-cerpen Danarto dalam Godlob, dan hampir semua cerpen Guy de Maupassant, pengarang Perancis menggunakan plot berbisik.
  3. Plot Lembut Meledak, atau plot meledak lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Contoh : cerpen Krawang-Bekasi milik Gerson Poyk, cerpen Bulan Mati karya R. Siyaranamual, dan cerpen Putu Wiajaya berjudul Topeng bisa dimasukan disini.
Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan campuran keduanya. Jadi sifat plot ada kalanya :
  1. Terbuka, Jika akhir cerita meransang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, disamping masalah dasar persoalan.
  2. Tertutup, Akhir cerita tidak meransang pembaca untuk meneruskan jalan cerita contoh Godlobnya Danarto.
  3. Campuran Keduanya.
3. Penolakan 

Yitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut: Penokohan, yang didalamnya ada perwatakan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek.

Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara diantaranya memlaui :

Tindakan, ucapan dan pikirannya
Tempat tokoh tersebut berada
Benda-benda disekitar tokoh
Kesan tokoh lain terhadap dirinya
Deskripsi lansung secara naratif oleh pengarang

4. Latar atau setting

Yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. Kalau latar bisa dipindahkan ke mana saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot. Cerpen saya, Bayi-bayi tertawa yang mengambil setting khas palestina tentu akan menjadi lucu jika settingnya dipindah di ponorogo. Jelas bahwa setting akan sangat menentukan watak dan karakter tokoh.

5. Sudut pandang dan tokoh

Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adalah sudah pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pandang ini sangat erat dengan teknik bercerita.

Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi yang umum adalah :

  1. Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang "aku" atau "saya". Disini yang harus diperhatikan adalah pengarang harus netral dengan "aku" dan "saya" nya.
  2. Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang menggunakan tokoh "ia", atau "dia". Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; "Aisah", "Fahri", dan "Nurul" misalnya.
  3. Sudut pandang campuran, di mana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dalam "Sekelumit Nyanyian Sunda" Nasjah Djamin sangat baik menggunakan teknik ini.
  4. Sudut pandang yang berkuasa. Merupakan teknik yang menggunakan kekuasaan si pengarang untuk menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut pandang yang berkuasa ini membuat cerita informatif. Sudut pandang ini lenih cocok untuk cerita-cerita bertendens. Para pujangga Balai Pustaka banyak yang akan menjadikan cerpen terasa menggurui. 

D. Anatomi Cerita Pendek 


Setelah mengerti betul difinisi cerpen, karakteristik cerpen dan unsur-unsur yang wajid ada di dalam membangun serpen, maka sejatinya anda sudah sangat siap untuk menciptakan sebuah cerpen. Sebelum menulis cerpen ada baiknya anda mengetahui anatomi cerpen atau bisa juga disebut struktur cerita. Umumnya anatomi cerpen, apapun temanya, dimanapun settingnya, apapun jenis sudut pandang tokohnya, dan bagaimanapun alurnya memiliki anatomi sebagai berikut : 

  1. Situasi (pengarang membuka cerita)
  2. Peristiwa-peristiwa terjadi
  3. Peristiwa-peristiwa memuncak
  4. klimaks
  5. Anti klimaks
Atau, komposisi cerpen, sebagaimana ditandaskan H.B. Jassin dapat dikatakan sebagai berikut :
  1. Perkenalan
  2. Pertikaian
  3. Penyelesaian
Cerpen yang baik adalah yang memiliki anatomi dan struktur cerita yang seimbang. Kelemahan utama penulis cerpen pemula biasanya distruktur cerita ini. 

No comments:

Post a Comment