A. Pengertian Komunis
Komunis adalah sebuah Ideologi. Penganut paham ini berasala dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama fkali diterbitkan pada 21 Februari 1848, teori mengenai komunis sebfuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini ) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunis pada awal kelahiran adalah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke 19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya meuncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dans komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menujun dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia
B. Sejarah Komunis
Pada dasarnya, sosialisme muncul sebagai bentuk penoakan dari kapitalisme. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa, kapitalisme telah berimplikasi buruk terhadap nasib kaum buruh Eropa pada abad ke 19.
Disatu sisi, industrialisasi dengan kapitalisasinya telah mendorong dengan pesat laju produksi barang dan jasa, akan tetapi disisi lain, keduanya juga bertanggung fjawab terhadap kesenjangan dan krisis sosial yang merugikan kaum buruh. Upah kerja rendah, jam kerja panjang, eksploitasi tenaga anak dan wanita, serta pabrik yang kurang bahkan tidak memperhatikan keamanan kerja dan kesejahteraan buruh, telah mendorong para pemikir untuk meninjau kembali pradigma dasar kapitalisme.
Muncul kemudian Robert Owen (1771-1858) di inggris, Saint Simon (1760-1825) dan Fourier (1772-1837) di perancis. Mereka berusaha memperbaiki kondisi buruk akibat sistem kapitalisme dan mulai menyerukan gagasan sosialisme. Namun, usaha mereka tidak dibarengi dengan tindakan nyata, maupun konsepsi nyata mengenai tujuan danf strategi dari perbaikan itu. Akibatnya, teori-teori mereka di anggap sebagai khayalan semata (sosialisme utopis), teruatamads oleh Marx dan Engels.
Karl Mark (1818-1883) dari jerman, tempil kedepan. ia juga mengecam keadaan ekonomi dan sosial yang bobrok akibat diterapkannya sistem ekonomi kapilistik. Untuk mengubah kondisi masyarakat yang bobrok, Karl Mark berpendapat bahwa masyarakat harus diubah dengan perubahan radikal (revolusioner) bukan dengan perubahans tambal sulam. Selanjutnya, Marx menyusun teori-teori sosial yang bertumpu pada hukum-hukum ilmiah. Ia menamakan teori sosialnya denggan nama Sosialisme Ilmiah (Scientific Socialism), untuk membedakanf pahamnya dengan sosialisme Utopis. Dalam menyusun teori-teori sosialnya Mark banyak dipengaruhi olleh filsuf Jerman Hegel (1770-1831), terutama filasafat Hegel tentang dialektika. Ia dan seorang kawan dekatnya, Engels menerbitkan berbagai macam karangan, salah satunya yang paling masyhur adalah Manifesto Komnuis dan Dasd Kapital. Walaupun Mark pada satu sisi menyerang konsep filsafat idealisme namun pada sisi lain ia mengadopsi filsafat ini untuk menjelaskan perkembangan (evolusi) masyarakat. Ditangan karl Mark, konsep dialektika dijadikan sebagai pisau sosial terutama untuk menjelaskan kebobrokan sistem kapitalisme, karena di dalamnya terkandung unsur fyang lebih maju. Unsur diakletis ini ia perlukan untuk menjelaskan perkembangan msyarakat mulai dari masyarakat feudal, kapitalis, hingga sosialis. Untuk itu, Mark meneruskanf teori dialektika materialisme (dialectical Materialism). Selanjutnya, teori ini ia gunakanf untuk menganallisa sejarah perkembangan masyarakat, yang ia sebut dengan materialisme historis (Historical Materialism),
Berdasarkan materialisme sejarah, Karl Mark menguraikan, bahwa kapitalisme akan runtuh oleh revollusi yang digerakan kaum proletar untuk membuka jalan terwujudnya masyarakat sosialis-komunis.
Salah satu ide pokok yang membangun sosialisme-komunisme adalah konsep alienasi. Alienasi adalah suatu hubungan antara dua atau lebih orang atau bagian-bagian dirinya, dimana forang itu terpisah dari, menjadi asing pada atai diasingkan darri orang lain. Hal ini telah menjadi tema utama dalam literatur modern, seperti The Stranger (1942) Alber Camus, Nausea (1938) dan No Exit (1945) Jean Paul Sarte. Menurut marx kapitalisme akan membawa suatu konsekuensi dimana suatu individu menjadi terpisah dari dirinya sendiri, keluarga, teman dan pekerjaannya. Individu tidak menjadi individu yang utuh. Menurut Marx aliensi berhubungan erat dengan kepemillikan individu. Bentuk alienasi yang paling pokok adalahd alienasi buruh yang dijual bagaikan suatu benda. Seorang fburuh telah menjual tenaga, keahliannya, waktunya kepada orang lain. Bida dikatakan bahwa seorang bruh telah menjaul sebagian besar dari hidupnya kepada orang lain, atau karena orang lain terutama pemilik modal telah menguasai atau memiliki buruh, sehingga berhak untuk membeli sebagian besar dari kehidupan sang buruh, ini tercermin dari panjangnya waktu kerja buruh akhirnya benar-benar tidak memiliki arti diri yang utuh. Buruh benar-benar teralienasi hingga tidak dapat mengembangkand suatu hubungan yang lebih manusiawi dengan orang lain dalam situasi yang sama. Inilah yang disebut oleh Karl Marx sebagai manusia kapitalisme, yakni orang yang terpisah dari diri sendiri, orang lain, dan pekerjaanya. Kondisi inilah yang hendak diubah oleh Marx.
Konsep dasar lain yang membangun sosialisme-komunisme adalah filsafat meterialisme. Secara umum Marx menyebutkan bahwa teori harus selalu dikaitkan dengan dunia nyata (materi) dan sebaliknya. Menurutnya, perubahan-perubahan yang terjadi dalam msyarakat lebih banyak disebabkan oleh perubahan-perufbahan faktor ekonomi. Masyarakat berevolusi sejalan dengan berevolusinya alat-alat produksi. Walaupun ia menyerang madzhab idelismenya Hegel, namun pokok-pokok filsafat aliran idealisme terlihat masih berpengaruh kuat pada teori-teorinya. Marx hanya mengganti Absolute Spirit/Realitas Mutlak yang oleh Hegel disebut Tuhan, dengan materi. Menurut Hegel, eksistensi jiwa yang mutlak ini secara bertahap akan semakin berkembang menjadi suatu tahap yang lebih tinggi dari kemerdekaan manusia. Jiwa dan materi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling terikat, saling bergantung, saling memperngaruhi, walaupun menurut Hegel, jiwa lebih penting dari materi.
Marx menyerang idealisme Hegel ini, dengan memaparkan penekanan kepada materi terutama hubungan-hubungan ekonomi, bukan pada ide. dengan menekankan materi, Marx mengklaim bahwa pandangannya adalah ilmiah, karena benda atau materi tunduk dengan analisa-analisa ilmiah. Dalam hubungan-hubungan ekonomipun berjalan sesuai dengan hukum materi, ia juga tunduk dengan analisa-analisa ilmiah. Begitu pula sejarah, serta perubahan - perubahan masyarakat semuanya tunduk dengan analisa ilmiah. Sedangkan evolusi masyarakat diterangkan dalam dialektika sejarah. Untuk memahami analisa Mark tentang sejarah, kita harus memahi terlebih dahulu dialektika materialisme.
Materialisme Dialektis
Ada dua paradigma dasar yang diambil oleh Mark dari ajaran Hegel. Pertama, gagasan mengenai dialektika, atau pertentangan antar segi-segi yang berlawanan. Kedua, gagasan bahwa semua akan berkembang terus. Mark menolak anggapan penganut aliran idalisme yang menyatakan , bahwa dialektika hanya terjadi di dalam abstrak, yakni dalam pikiran manusia. Mark menyatakan bahwa dialektika juga terjadi pada dunia kebendaan (materi).
Lahirlah kemudian konsep dialektika materialisme. Inti dari ajaran ini adalah bahwa setiap benda atau keadaan (phenomenon) selain mengandung kebenaran, pada saat yang sama ia memiliki lawannya (opposite). Segi-segi yang berlawanan dan bertentangan satu dengan yang lain disebut dengan kontradiksi. Dari pertentangan-pertentangan ini akhirnya berakhir dengan kesetimbangan atau benda tersebut telah dinegasikan.
Berdasarkan hukum dialektik ini, akan terjadi gerak terus-menerus sehingga timbul suatu negasi yang lebih baru. Negasi baru akan menjadi thesa baru, yang kemudian akan dicarikan anti thesanya, sampai muncul negasi-negasi baru. begitu seterusnya. Negasi baru, dinyatakan sebagai kemenangan atas negasi lama, atau akibat terjadinya kontradiksi-kontradiksi dalam dirinya sendiri. Sehingga, baik obyek (materi) atau fenomena melahirkan benih-benih kontradiksi yang akan menjadi penghancur dirinya sendiri, yang kemudian diubah menjadi obyek atau fenomena yang lebih maju dari yang lama. Dengan demikian, negasi, lahir dari proses penghancuran atas negasi yang lama, yang dihasilkan dari kontradiksi-kontradiksi intern. Obyek atau fenomena akan terus bergerak dari arah yang rendah mutunya ke arah bentuk yang lebih tinggi mutunya. Dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, sampai tercapai wujud sempurna yang akan memutuskan rantai dialektis.
Materialisme Historis
Dialektika materialisme digunakan dasar oleh Marx untuk menerangkan perkembangan masyarakat mulai dari masyarakat sederhana menuju masyarakat sosialis. Inilah sebenarnya fyang disebut dengan Materialisme Historis. Dlam manifesto Partai Komunis < Karl Marx dan Friedrich Engels (1848), menyebutkan pada Bab I Kaum Borjuis dan Kaum Proletar," Sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga sekarang ini adalah perjuangan keras. Orang merdeka dan budak, patrisir dan plebejer, tuan bangsawan dan hamba, tukang ahli dan tukang pembantu, pendeknya penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam pertentangan satu dengan yang lain, melakukan perjuangan yang tiada putus-putusnya, kadang-kadang dengan tersembunyi, kadang-kadang dengan terang-terangan, suatu perjuangan yang setiap kali berakhir dengan penyusunan lkembali masyarakat umumnya atau dengan sama-sama binasanya kelas-kelas yang bermusuhan. Dlam zaman permulaan sejarah, hampir di mana saja kita dapati suatu susunan rumit dari masyarakat yang terbagi menjadi berbagai golongan, menjadi banyak tingkatan kedudukan sosial. Di Roma purbakala terdapat kaum patrisir, kaum ksatria, kaum ahli, kaum tukang pembantu, kaum malang, kaum hamba, di dalam hampir semua kelas ini terdapat lagi tingkatan-tingkatan bawahan. Masyarakat borjuis modern yang timbul dari runtuhan masyarakat feodal tidak menghilangkan pertentangan-pertentangan kelas. ia hanya menciptakan kelas-kelas baru, syarat-syarat penidasan baru, bentuk-bentuk perjuangan baru sebagai ganti yang lampau.
Dengan hukum dialektikanya, Mark menganalisa perkembangan masyarakat ditinjau dari perkembangan ekonomi, perkembangan alat produksi, mulai masyarakat feodal, menuju masyarakat kapitalis, kemudian berakhir dengan masyarakat ideal (sosilis). Walaupun di kemudian hari teori yang melandasi lahirnya masyarakat sosialis tidak berjalan sesuai dengan rancang bangun teori Dialektika sejarah, namun Mark berhasil meyakinkan pengikutnya bahwa pertentangann kelas hanya bisa diakhiri dengan lahirnya masyarakat sosialis.
Pada dialektika sejarah, Marx menempatkan keadaan ekonomi sebagai"materi", Akibatnya, dialektika sejarah seing juga disebut dengan "analisa ekonomi terhadap sejarah" (economic interpretation of historyu). Dengan hukum diallektis, masyarakat berkembang dari satu kondisi, yakni masyarakat feodal, menuju masyarakat dengan kondisi yang lebih maju ( masyarakat kapitalis kemudian menuju sosialis). Menurut marx, perkembangan dialektis mula-mula terjadi dala basis (struktur bawah) dari masyarakat, yang kemudian mengerakkan struktur di atasnya. Basis dari masyarakat itu bersifat ekonomis dan terdiri dari dua aspek yaitu cara berproduksi (misalnya teknik dan alat-alat) dan hubungan ekonomi (misalnya sitem hak millik, pertukaran (exchange), dan distribusi barang). Di atas basis ekonomi berkembanglah struktur atas yang terdiri dari kebudayaan, imu pengetahuan, konsep-konsep hukum, kesenian, agama, dan ideologi. Sedangkan perubahan sosial politik disebanbkan karena adanya perbahan pada basis ekonomi yang dilatarbelakangi pertentangan, atau kontradiksi dalam kepentingan-kepentingan terhadap tenaga-tenaga produktif. Sedangkan lokomotif dari perkembangan masyarakat adalah pertentangan antar kelas sosial.
Dengan sistem ini, pada masyarakat feodal tidak dijumpai sekelompok orang yang mendominasi pasar. Namun pada saat produksi mengalami surplus, alat-laat produksi mulai berkembang, munculnya exchanger (alat tukar), masyarakat feodal berubah menuju masyarakat kapitalis. Ciri masyarakat kapitallis adalah adanya pemilik modal, dan pekerja (buruh). Kapitalis adalah orang yang memiliki modal produksi, sedangkan buruh adalah orang bekerja pada suatu industri, atau bekerja pada pemilik modal. Gerak dialektis akan terus berjalan, hingga suatu titik, kaum proletar akan memenangkan dialektika itu dengan membentuk masyarakat komunis.
Marx berpendapat bahwa, perubahan masyarakat dari feodal menuju kapitalis, hingga berakhir pada masyarakat komunis, adalah perubahan yang tidak terhindarkan lagi. Ia berjalan dengan hukum dialektika sejarah. Dialektika sejarah adalah hukum sosial, ia adalah takdir bagi masyarakat. Dlam mewujudkn masyarakat komunis, kaum proletar memegang peranan penting, untuk merebut kekuasaan dari tangan kaum kapitalis, dan mengambil alih seluruh alat produksi memallui tahap transisi yang dinamkan diktatur proletariat, sebagai pintu gerbang tercapainya masyarakat komunis. Mark berkata, :Between capitalist and communist society lies the period of the revolutionary tranformation of the one into the other. There corresponds to this also a political transition period in which the state can be nothing but the revolutinary dictatorship of the proletariat. ( antara masyarakat kapitalis dan komunis terdapat satu periode transisi revolusioner dari masyarakat kapitalis menuju masyarakat komunis. Ini sesuai dengan adanya peralihan politik dimana sebuah Negara tidak lain tidak bukanf adalahd diktator revolusioner dari kaum proletar).
Menurut mark, Pertarungan antara kapitalis dengan proletar merupakan pertentangan kelas terakhir yang akan mengakhiri proses dialektis, yaitu terbentuknya masyarakat komunis yang tidak mengenal adanya kelas dimana msayarakat dibebaskan dari keterikatannya dengan pribadi, tidak ada eksploitasi, penindasan, dan paksaan. namun anehnya, masyarakat komunis yang demikian itu harus dicapai dengan kekerasan dan paksaan. Marx menyatakan Force is the midwife of every old society pregnant with a new one ( kekerasan adalah bidan untuk setiap masyarakat lama yang hamil tua dengan masyarakat baru).
C. Ideologi Komunis
Istilah komunis sering dicampurkanadukan dengan komunis internasional. Komiunisme atau Marxisme adala ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. Sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambil allihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih di kenal dengan Proletar (lihat: The Holy Family), namun pengorganisasian hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunis sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistemd partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentanga kepemilikan akumulasi modal pada individu. Pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakuakan oelh elit-elit Partai Komunis oleh karena itu sangat membatasi lansung Demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komiunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materiallisme Historis oleh karenya tidakn bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa " agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata ( kebenaran Materi ).
No comments:
Post a Comment