Sunday, January 29, 2017

Anatomi dan Fisiologi Ginjal

Anatomi Ginjal 



  1. Makroskopis

    Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium (retroperitoneal), di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor ) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal ( juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak disekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.


  2. Ginjal

    Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menhadap ke dalam. Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan dan pada umumnya ginjall laki-laki lebih panjang dari pada ginjall wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit kebawah dibandingkan ginjal kiri untuk memberi tempat lobus hepatis dexter yang besar. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak, (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan.

    Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis dibagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

    Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renallis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renallis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores.

    Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid.  Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellni yang terbentuk dari kesatuan bagian terminak dari banyak duktus pengumpul (Price, 1995 : 773).
  3. Mikroskopis

    Ginjal terbentuk oleh unit disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah tidap ginjal. Nefron adallah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henlle dan tubulus kontortus disatl, yang mengosongkan diri kedektus pengumpul.

    Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai seringan disebut glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini diallirkan kelluar ke saluran Ureter, kandung kencing kemudian ke luar melalui uretra. 

    Nefron berfungsi sebagai regulator air zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisah cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan diflakuakan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kontranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin. 


  4. Vaskularisasi Ginjal 

    Arten renalis dicabangkan dari aorta abdonilasi kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renallis masuk kedalam hilus, arten tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun pararel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen glomerulus.

    Glomerulli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan di alirkan ke dalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk ke ginjal berada pada korteks sedangkan sisanya di alirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arten dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi gllomerulus tetap konstan.


  5. Persarafan Pada Ginjal

    Menurut Price (1995) " Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pmebuluh darah".


Fisiologi Ginjal 


Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak ( sangat vaskuler ) tugasnya memang pada dasarnya adalah "menyaring/membersihkan" darah. Aliran darah keginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 loter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam tubulus sehingga akhirnya kelluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Fungsi Ginjal 

Fungsi ginjal adalah :
  • Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun. 
  • Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
  • Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh 
  • Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dan protein ureum, kreatinin dan amoniak
  • Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang
  • Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah
  • Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah

Tahap Pembentukan Urine: 


  1. Filtrasi Glomerular 

    Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya. kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein pllasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Airan darah ginjal (RBF=Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlia dari plasma atau 125 ml.menit dialirkan memlaui glomerulus kekapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR=Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman's disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman"s tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostati filtrat dalam kapsula bowman's serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh Permeabilitas dinding kapiler. 



  2. Reabsorpso

    Zat-zat yang difiltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : Non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filltrasi llangkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kemballi lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.


  3. Sekresi 

    Sekresi tubular melibatkan trasnfor aktif meolekul-molekul dari aliran darah mellalui tubulus kedalam filtrat. Banyak subatansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Subatansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kallium seta ion-ion hidrogen.

    Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga terlibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kallium tubular. Dalam hungan ini, tiap kalli carier membawa natrium kelluar dari cairan tubular, cariernya bisa bisa hidrogen atau ion kalium keadalam cairan tubular "perjalanannya kembali" jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.

    Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium)

    Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memhami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mangapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

No comments:

Post a Comment