Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tumbuhan adalah Organisme yang bersifat eukariotik dengan dinding sel yang tersusun dari selosa. Sebagian besar tumbuhan memperoleh energinya melalui fotosintesi. Tumbuhan juga ada yang bersifat parasit, saproit, epifit, bahkan karnivor Kingdom plantae (dunia tumbuhan) meliputi organisme multiseluler yang sel-selnya telah terdifernsi, bersifat eukariotik, dan memiliki dinding sel selusa. Hampir seluruh anggota tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga bersifat autotrof atau dapat menyusun makanannya sendiri. Kebanyakan tumbuhan memiliki organ reproduksi yang disebut gametangium.
Tumbuhan mengalami pergiliran keturunan yang jelas dalam siklus hidupnya. Dalam pergiliran keturunan ini tumbuhan menghabiskan sebagian hidupnya dalam fase haploid dan sebagian lagi diploid. Fase kehidupan haploidnya disebut generasi gametotif karena menghasilkan gamet (sel kelamin ) haploid melalui mitios.
Beringin (ficus benjamin L ) itu adalah pohon yang memulai hidupnya sebagai epifit ketika bijinya bersemai dicelah atau retakan pohon induknya (atau struktur seperti bangunan dan jembatan). Biasanya beringin merupakan jenis umum yang berasal dari India bernama Ficus Benghalensis, pohon nasional India, kemudian dipakai untuk semua pohon besar yang siklus hidupnya sama dan secara sistematis tergolong subgenus Urostigma. Biji beringin disebarkan oleh burung pemakan buah. Bijinya tumbuh dan menurunkan akarnya ke tanah dan dapat menyelubungi kesan sebagai pohon pencekik. Kebiasaan tumbuh mencekik ini ditemukan pada sejumlah pohon tropis, khususnya genus Ficus yang berkompetisi mendapatkan cayaha. Setiap spesies Ficus yang menunjukan sifat ini bisa disebut pohon pencekik.
Beringin (ficus benjamin dan beberapa jenis lain, suku ara-araan atau Moraceae) sangat akrab dengan busaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berrukuran besar kerna dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa orang menganggap tempat disekitar pohon beringin adalah tempat yang angker dan perlu dijauhi.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana klasifikasi dari tanaman beringin?
- Bagaimana deskripsi/morfologi tanaman beringin?
- Apa nama daerah dari tanaman beringin ?
- Apa kegunaan empiris dari tanaman beringin?
- Bagaimana cara penggunaa empiris dari tanaman beringin?
- Apa kandungan kimia dari tanaman beringin?
- Bagaimana efek farmakologi (menurut penelitian) tanaman beringin ?
- Bagaimana keamanan/Toksisitas dari tanaman berringin ?
- Berapa dosis dari tanaman beringin?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui klasifikasi dari tanaman beringin
- Untuk mengtahui deskripsi/morfologi tanaman beringin
- Untuk mengetahui daerah dari tanaman beringin
- Untuk mengetahui kegunaan empiris dari tanaman beringin
- Untuk mengtahui cara penggunaan empiris dari tanaman beringin
- untuk mengtahui kandungan kimia dari tanaman beringin
- Untuk mengetahui efek farkomologi (menurut penelitian) tanaman beringin
- Untuk mengetahui keamanan/Toksisitas dari tanaman beringin
- Untuk mengetahui Dosis dari tanaman beringin
Bab II Pembahasan
A. Klasifikasi Tanaman
Adapun klasifikasi tanaman Ficus Benjamin L adalah sebagai berikut (Farihah, 2008) :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus Benjamin L
B. Deskripsi Tanaman
Habitus berupa pohon tinggi sekitar 20-25 m batang tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, pada batang tumbuh akar gantung berwarna coklat kehitaman. Daun tunggal, bersilang berhadapan, lonjong, terapi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6 cm, lebar 2-4cm, bertangkai pendek, pertulangan menyrip, hijau. Bunga tunggal, diketiak daun, tangkai silindris, kelopak bentuk corong, hijau, benang sari dan putik halus, kuning, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan, buah buni, bulat, panjang 0,5-1 cm, masih muda hijau setelah tua merah, masak hitam. Biji bulat, keras, putih. Akar tunggang, berwarna cokelat ( Farihah, 2008).
C. Nama Daerah
Tanaman ini dikenal dengan jarak caringin (sunda) dan waringin (jawa, sumatera) (Agromedia, 2008)
D. Kegunaan Empiris
Beringin salah satu tanaman obat yang sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di bali. Tumbuhan obat beringin digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti pernafasan, kulit, demam tinggi, nyeri rematik sendi, memar, influenza, radang saluran nafas, batuk rejan, dan disentri (sukadana, 2011).
Salah satu tumbuhan yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional yaitu akar dan beringin, yang digunakan oleh masyarakat sebagai analgetik guna mengatasi nyeri. Selain itu tumbuhan ini juga difmanfaatkan masyarakat untuk mengobati kejang panas, antibiotik, peluruh kencing dan anti inflamasi (Hasti, 2012).
E. Cara Penggunaan
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
D. Kegunaan Empiris
Beringin salah satu tanaman obat yang sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di bali. Tumbuhan obat beringin digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti pernafasan, kulit, demam tinggi, nyeri rematik sendi, memar, influenza, radang saluran nafas, batuk rejan, dan disentri (sukadana, 2011).
Salah satu tumbuhan yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional yaitu akar dan beringin, yang digunakan oleh masyarakat sebagai analgetik guna mengatasi nyeri. Selain itu tumbuhan ini juga difmanfaatkan masyarakat untuk mengobati kejang panas, antibiotik, peluruh kencing dan anti inflamasi (Hasti, 2012).
E. Cara Penggunaan
- kejang panas pada anak
Ambil 100g daun beringin seegar dicuci lalu direbus dengan 5 L air selama 25 m. Air rebusan ini selagi hangat digunakan untuk memandikan anak yang sakit (Setiawan, 1999) - Radang unsu akut dan disntri
Ambil daun beringin segar sebanyak 500 g, lalu dicuci bersih kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas ( Setiawan, 1999) - Radang amandel
Ambil akar beringin sebanyak 180 g, dicuci flalu dipotong-potong sebelumnya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisda 1 gelas. Tambahkan 1 gelas cufka. Setelah dingin digunakan untuk kumur-kumur. Lakukan beberapa kali sehari (Setiawan, 1999) - Bronkis Krooni
Ambil 75 g daun beringin segar dan 18 g kulit jeruk mandarin, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air samfpai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu dibagi menjadi 3 kali minum, yaitu pagi, singa dan malam hari. Lakukan selama 10 hari (Setiawan 1999)
F. Kandungan Kimia
Akar tumbuhan beringin mengandung senyawa asam amino, fenol, dan gula. Selain itu daun, akar, dan kulit batang beringin mengandung senyawa metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid, dan polifenol (sukadana, 2001).
Penelitian lainnya tentang ficus benjamin L telah diketahui dari daun beringin mengandung cinamic acid, narigenin, laktosa, quercetin, caffeic acid juga mempunyai aktivitas sititiksik terhadap cell line T-Limphoblastic leukemic (CEM-SS), sedangkan pada kulit batangnya mengandung stigmasrerol ( Hasti 2012 )
G. Efek Farkomologi
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ekstrak etanoil gantung beringin memberikan efek anti inflamasi (hasti,2012). Akar dan daun beringin berkhasiat sebagai antipiretik, antibiotik, antiinflamasi, diaforetik, dueretik (Sukadana,2011)
H. Keamanan (Toksisitas)
Menurut Hasti, hasil pengamatan pada hewan percobaan dengan variasi dosis 1000,2000,4000,8000 dan 16000 mg/kg BB tidak menyebabkan kematian hewan percobaan sehingga dari hasil pengujian didapat nilai LD50 24 jam ekstrak etanol daun beringin adalah >16000 mg/kg BB dan diklasifikasikan praktis tidak toksis
I. Dosis
Menurut Hasti, Hasil Penelitian pada dosis 100,200 dan 400 mg/kg BB ekstrak etanol daun beringin mempunyai efek analgetik. Pada dosis 400 mg/kg BB mempunyai efek antipiretik.Berdasarkan hasil penelitian bahwa ekstrak etanoil gantung beringin memberikan efek anti inflamasi (hasti,2012). Akar dan daun beringin berkhasiat sebagai antipiretik, antibiotik, antiinflamasi, diaforetik, dueretik (Sukadana,2011)
H. Keamanan (Toksisitas)
Menurut Hasti, hasil pengamatan pada hewan percobaan dengan variasi dosis 1000,2000,4000,8000 dan 16000 mg/kg BB tidak menyebabkan kematian hewan percobaan sehingga dari hasil pengujian didapat nilai LD50 24 jam ekstrak etanol daun beringin adalah >16000 mg/kg BB dan diklasifikasikan praktis tidak toksis
I. Dosis
Bab III Penutup
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
- Klasifikasi tanaman Ficus Benjamin L adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus Benjamin L - Habitus berupa pohon, tinggi sekitar 20-25m batang tegak, bulat, percabangan simpodial. permukaan kasar, pada batang tumbuh akar gantung berwarna cokelat kehitaman. Daun tunggal, bersilang berhadapan, lonong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6cm, lebar 2-4cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, diketiak daun, tangkai silindris, kelopak bentuk corong, hijau, benang sari dan putik halus, kuning, mahkotabulat, halus, kuning kehijauan, buah buni, bulat, panjang 0,5-1cm, masih muda hijau setengah tua merah, masak hitam. Biji bulat, keras, putih. Akar tunggang, berwarna coklat.
- Bagian yang dimanfaatkan adalah akar dan daun
- Tanaman ini dikenal dengan jarak caringin (sunda) dan waringin (jawa, sumatera)
- Tumbuhan obat beringin digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti pernafasan, kulit, demam tinggi, nyeri rematik sendi, memar, influenza, radang saluran pernafasan, batuk rejan, dan disentri.
- Cara penggunaan untuk kejang panas anak : Ambil 100g daun beringin segar, dicuci lalu direbus dengan 5 L air selama 25 menit. Air rebusan ini selagi hangat digunakan untuk memandikan anak yang sakit
- Akar tumbuhan beringin mengandung senyawa asam amino, fenol, dan gula. Selain itu daun, akar, dan kulit batang beringin mengandung senyawa metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid, dan polifenol
- Berdasarkan hasil penelitian bahwa ekstrak etanol akar gantung beringin memberikan efek antiinflamasi, akar dan daun beringin berkhasiat sebagai antipiretik, antibiotik, antiinflamasi, diaforetik, dueretik
- Menurut Hasti, hasil pengamatan pada hewan percobaan dengan variasi dosis 1000,2000,4000,8000 dan 16000 mg/kg BB tidak menyebabkan kematian hewan percobaan sehingga dari hasil pengujian didapat nilai LD50 24 jam ekstrak etanol daun beringin adalah >16000 mg/kg BB dan diklasifikasikan praktis tidak toksis
- Menurut Hasti, Hasil Penelitian pada dosis 100,200 dan 400 mg/kg BB ekstrak etanol daun beringin mempunyai efek analgetik. Pada dosis 400 mg/kg BB mempunyai efek antipiretik.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai seorang farmasis kita harus lebih banyak membaca literature mengenai berbagai macam tanaman obat yang mungkin berpotensi sebagai bahan obat, terlebih menyangkut fakta bahwa Negara Indonesia memiliki banyak sekali keanekaragaman tanaman obat tradisional.
No comments:
Post a Comment