CONTOH
MAKALAH TENTANG “AKHLAK”
DISUSUN
OLEH :
http://bentenawolio.blogspot.co.id/
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya hanturkan kepada ALLAH SWT.Karena telah memberikan kita kesehatan.
Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang
kita bisa merasakan nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan.
Dan semoga kelak kita menjadi umat yang beliau syafaati di padang tandus yang
tidak kita temui syafaat selain dari beliau.
Makalah
ini dibuat dengan judul “AKHLAK” diharapkan bisa membuat pembaca mengerti
tentang apa itu AKHLAK.
Makalah
ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan kekurangan baik
isi , atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap
kritik dan saran untuk mrnyempurnakan makalah ini. Walaupun demikian makalah
ini juga sangat bermanfaat bagi kita karena dengan membaca makalah ini kita
mengetahui Pengertian akhlak serta pengaplikasiannya. Demikian sebagai pengantar
makalah ini
Baubau,
Juli 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri
seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku
perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya
pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan
silaturahmi.
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang
pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah
ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani
hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya
pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
B. Tujuan
Penulisan makalah ini, dimaksudkan untuk menginformasikan kepada
pembaca, apa itu akhlak sesama manusia, apa dan bagaimana akhlak yang
sebenarnya diajarkan islam, demi terciptanya kehidupan yang islami menuju
keridhoan Allah.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. PENGERTIAN AHLAK
Akhlak Kepada Sesama Manusia menurut bahasa :
Perkataan akhlak berasal dari kata (al-akhlaaku) yaitu kata jama
dari kata (al-khuluqu) berarti tabiat, kelakuan, perangai, tingkah laku, adat
kebiasaan, malah ia juga berarti agama itu sendiri. Dan sesungguhnya engkau
(Muhammad) benar-benar berakhlak agung. (Al-Qalam:4). Sementara perkataan
(al-khalqu) berarti kejadian, ciptaan, dan juga bermaksud kejadian yang indah
dan baik. Apabila dirujuk kepada kejadian manusia, ia bermaksud struktur tubuh
badannya yang indah dan seimbang. Jika dirujuk kepada kejadian alam semesta, ia
juga membawa arti kejadian atau ciptaan yang indah, tersusun rapi, menurut
undang-undang yang tepat.
Menurut istilah :
Definisi akhlak menurut istilah ialah sifat yang tertanam di
dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah
tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan.
Para ulama ilmu akhlak memberikan pandanganya sebagai berikut :
Ibnu Maskawaih : ahli falsafah Islam yang terkenal, menjelaskan
akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan
tanpa pemikiran dan penelitian.
Imam Ghazali : akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam
jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan
pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji
menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya
apabila keluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
Al-Qurthuby : suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab
kesopanannya itu disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari
kejadiannya.
Jadi akhlak atau budi pekerti itu ialah tabiat, kebiasaan, atau
perangai-perangai yang menertibkan amal usaha dengan mudah, tingkah laku, tutur
kata, sikap dan kelakuan. Jika perangai itu mulia, maka terbitlah dari padanya
amal kebajikan tingkah laku yang sopan, tutur kata yang bagus dan sikap
kelakuan yang menyenangkan. Akhlak yang baik itu hendaklah dipupuk dan
dipelihara sehingga sehati dengan diri kita, agar dapat dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah
penggerak ke arah pembinaan kejayaan yang diridhoi Allah. Seperti pepatah seorang
penyair Mesir, Syauqi Bei : “Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak, bila
akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu”.
Dalam kehidupan manusia, akhlak itu diumpamakan seperti bunga
dalam sebuah taman. Bagaimanapun luas dan indahnya sebuah taman, tetapi kalau
tidak dihiasi dengan bunga-bungaan, maka taman itu tidak jauh berbeda seperti
tanah perkuburan. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai badan yang sehat,
perawakan yang gagah, tampan, menarik, berilmu, kaya bahkan berpangkat, tetapi
jika ia mempunyai akhlak yang tercela dan perangai yang jahat, tidak ubahnya
seperti wajah yang cantik, tetapi di pipinya terguris memanjang tanda bekas
luka, kesan itulah yang menjatuhkan nilai-nilai yang asli.
B. AKHLAK YANG AGUNG
Bagi seorang Muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang
terdapat pada diri Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam, karena sifat-sifat
dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan
merupakan uswah hasanah. Yaitu contoh tauladan terbaik bagi seluruh kaum
Muslimin. Allah subhaanahu wa taaala sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad
sallallahu alaihi wasallam di dalam Al-Quran sebagaimana firmanNya:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak
agung”. (Al-Qalam:4):
Ahklak yang mulia atau yang hina, adalah terbit dari jiwa dan
hati manusia itu sendiri. Sebagaimana hadis riwayat Imam al-Bukhori, Rasulullah
SAW bersabda :
“Sesungguhnya dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging,
apabila ia baik, baik pulalah seluruh badannya. Tetapi bila ia buruk (rusak),
buruk pulalah seluruh badannya. Ingatlah, ia adalah hati (jiwa)”
Hadis ini menjelaskan hanya jiwa itu sendiri saja yang menjadi
pendorong untuk menggerak perbuatan yang baik ataupun yang tercela, karena hati
itu merupakan pusat yang menyebabkan terjadinya sesuatu kelakuan, perbuatan
atau tindakan tingkah laku. Jika jiwanya baik, pastilah amalan dan tindakan
yang dilahirkannya itu terpuji, demikian pula apabila jiwa itu jahat, tindakan
kelakuan yang timbul itu pun hina dan tercela.
Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah akhlak, sikap,
tindakan dan tingkah laku seorang itu terpuji atau tercela, Islam telah
memberikan kepada kita, sebuah sumber dan pedoman hidup yang tetap benar dan
mulia, yaitu wahyu Allah SWT sebagaimana yang tercantum dalam kitab suci
al-Quran, dan sunnah Nabi Muhammad SAW melalui perkataan, perbuatan, dan
pengakuan baginda. Kedua sumber inilah yang menentukan satu tingkah laku moral
atau akhlak yang kekal, universal, tetap terus menerus benar, baik, mulia
sepanjang masa, dalam semua keadaan masa dan tempat.
Al-Quran adalah wahyu dari Allah SWT yang mengandung petunjuk,
pembimbing, dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Maka wajiblah bagi kita
untuk berpedoman kepada al-Quran, bukan sekedar untuk muslim, tetapi untuk
sekalian makhluk yang mengakui dirinya manusia.
C. AKHLAK MAHMUDAH
Yaitu akhlak yang terpuji, yang berupa semua akhlak yang
baik-baik, yang harus dimiliki setiap orang, terhadap Allah, sesama manusia,
dan makhluk yang lain. Para ulama akhlak mengatakan, akhlak yang baik merupakan
sifat para nabi dan orang-orang siddiq.
1. Jujur
Sifat jujur merupakan induk dari sifat-sifat baik yang lain,
yang membawa kepada orang untuk berbuat kebaikan. Karena itu Rasulullah
menyebutkan benar atau jujur ini sebagai semacam “kunci” masuk surga. Kebenaran
dan kejujuran adalah sendi yang terpenting bagi tegaknya masyarakat. Tanpa
kebenaran akan hancurlah masyarakat, sebab hanya dengan kebenaran maka dapat
tercipta adanya saling pengertian satu sama lain dalam masyarakat, dan tanpa
adanya saling pengertian tidak mungkin terjadi tolong-menolong.
Rasulullah besabda :
“Wajib kepadamu berlaku benar, karena sesungguhnya kebenaran itu
membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seorang tiada
henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungguh akan
kebenaran, sehingga dicatat ia di sisi Allah sebagai seorang siddiq. (Riwayat
Bukhori)
“Empat perkara apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya
segala sesuatu dari dunia dari padamu, yaitu memelihara amanat, tutur kata yang
benar, akhlak yang yang baik, dan bersih dari tamak. (Riwayat Ahmad)
2. Ikhlas
Arti ikhlas ialah murni, atau bersih (tidak ada campuran).
Maksudnya adalah bersihnya sesuatu perbuatan dari campuran-campuran niat yang
selain Allah, seperti ingin dipuji orang, ingin mendapat nama, dan lain
sebagainya. Jadi sesuatu pekerjaan dapat dikatakan ikhlas, kalau pekerjaan itu
dilakukan semata-mata karena Allah saja, mengharap ridhoNya, dan pahalaNya.
Rasulullah besabda :
”Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan
ikhlas karena Allah, dan dimaksudkan untuk mencari keridhoanNya”.(Riwayat Ibnu
Majah)
3. Qona’ah
Sifat ini artinya, menerima dengan (hati) rela dengan apa yang
ada, atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Sifat ini bukan berarti
mengajarkan kemalasan kepada manusia sehingga tidak mau berikhtiar, tetapi
sifat ini bersangkutan dengan sikap hati/mental dalam menghadapi apa yang kita
miliki, atau dalam menghadapi apa yang sedang menimpa diri kita. Maka
beruntunglah orang yang hatinya telah mencapai qona’ah.
Rasulullah bersabda :
“Berbahagialah barangsiapa yang mendapat petunjuk untuk masuk
islam, sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi qona’ah”. (Riwayat Tirmidzi).
“Qona’ah itu adalah harta yang tidak bisa hilang dan simpanan
yang akan lenyap”. (Riwayat Tabrani).
Masih banyak lagi, sifat-sifat terpuji yang harus kita miliki
dan kita aplikasikan dalam kehidupan, karena Allah telah menyerukan kepada kita
untuk berbuat kebajikan di muka bumi ini.
D. AKHLAK MADZMUMAH
Yaitu akhlak / perbuatan buruk yang dilakukan
kepada Allah, sesama manusia, dan makhluk-makhluk yang lain. Akhlak ini harus
dihindari dan dijauhi oleh setiap orang, karena menurut para ulama, akhlak yang
buruk merupakan sifat syaitan dan orang-orang yang tercela.
1. Dusta
Ialah pernyataan tentang sesuatu hal yang tidak cocok dengan
keadaan yang sesungguhnya. Dalam pandangan agama, dusta adalah suatu hal yang
sangat terkutuk dan tercela. Dan bahayanya ketika orang telah berdusta adalah,
ia tidak akan mendapat keprcayaan dari orang lain, walau perkataannya itu
benar.
Rasulullah bersabda :
“… peliharalah lidahmu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu
membawa kepada kecurangan, dan kecurangan membawa ke neraka… “.(Riwayat
Bukhori)
2. Takabur
Sifat ini berarti merasa/mengaku dirinya paling besar, tinggi
atau mulia, yang intinya melebihi orang lain. Takabur ada tiga macam, yang
pertama adalah takabur kepada Allah, yaitu sikap tidak mau memperdulikan
ajaran-ajaran Allah, kedua adalah takabur kepada Rasul, yaitu merasa rendah
bila dirinya mengikuti dan mematuhi Rasul tersebut, takabur kepada Rasul sama
hukumnya dengan takabur kepada Allah, dan yang ketiga adalah takabur sesama
manusia, perasaan sombong, bahwa dirinya paling hebat diantara yang lain.
Rasulullah bersabda :
“Tidak dapat masuk surga, orang yang di dalam hatinya ada
terselip sedikit saja takabur. (Riwayat Muslim).
3. Dengki
Adalah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang
diperoleh orang lain, berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang
tersebut, baik dengan maksud kenikmatan itu berpindah ke tangannya atau tidak.
Rasulullah bersabda :
“Jauhkanlah dirimu dari dengki, karena sesungguhnya dengki itu
memakan kebajikan-kebajikan seperti halnya api memakan kayu”. (Riwayat Abu
Daud).
Namun Rasulullah menyebutkan, ada dua bentuk kedengkian yang
dihalalkan yaitu :
Dengki (iri hati) kepada orang yang alim tentang Al-Quran, yang
ilmu-ilmunya itu diamalkan dan dijadikan sebagai pedoman hidupnya siang dan
malam.
Dengki kepada orang yang kaya, yang kekayaannya
dipergunakan untuk amal-amal kebaikan. (Riwayat Bukhori-Muslim). Dan masih
banyak lagi sifat-sifat buruk yang harus kita ketahui dan harus kita hindari
dalam melaksanakan hidup, demi menuju keridhoan Allah.
E. AKHLAK DALAM BERKEHIDUPAN
1. Akhlak Bersahabat
Bersahabat merupakan nikmat Allah yang diberikan kepada umat
islam di dunia ini. Bersahabat akan menjadi suatu kenikmatan, apabila didasari
atas tujuan karena Allah, dan akan menjadi kebahagiaan apabila diatur dengan
akhlak atau kaidah yang datangnya dari Allah SWT dan RasulNya.
Allah berfirman :
“Dan ingatlah nikmat Allah atas kamu, tatkala kamu
bermusuh-musuhan. Kemudian Allah jadikan hati-hati kamu lunak, kemudian atas
kenikmatanNya kamu menjadi bersahabat”. (Ali Imron : 103).
Kaidah-kaidah bersahabat dalam islam yang ditentukan oleh
Al-Quran dan Al-Hadis, diantaranya adalah : rendah hati dan tidak sombong,
saling kasih mengasihi, memberi perhatian terhadap keadaan sahabat, selalu
membantu keperluan sahabat, menjaga kawan dari gangguan orang lain, memberi
nasihat dan kritik, mendamaikan jika berselisih dan doakan dengan kebajikan.
2. Akhlak Bertetangga
Setiap umat islam harus mengetahui bahwa tetangganya mempunyai
hak dan kewajiban, oleh karena itu haruslah saling menghargai dalam kehidupan
bertetangga, karena saudara kita yang terdekat, adalah tetangga kita sendiri.
Rasulullah bersabda :
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka
hendaklah ia selalu menghormati tetangganya”. (Riwayat Bokhori-Muslim)
Allah berfirman :
“Dan berbaktilah kepada Allah SWT : jangan mempersekutukan Dia
dengan sesuatu apapun, dan terhadap kedua ibu bapak berbuat baiklah, demikian
juga kepada keluarga yang dekat, anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat,
tetangga jauh, teman sekehidupan, orang-orang dalam perjalanan dan orang-orang
yang menjadi hamba sahayamu, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
congkak dan sombong, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan. (An Nisa : 36)
Akhlak bertetangga dalam islam yang diatur oleh Al-Quran dan
Hadis adalah sebagai berikut : tidak boleh menyiksa atau menyakiti, tidak boleh
melampaui hak-hak milik, tidak boleh menyebarkan rahasia tetangga, tidak boleh
membuat gaduh, saling menasihati, saling tukar hadiah atau pemberian.
3. Akhlak terhadap sesama muslim
Sebagai muslimin dan muslimat yang baik, tidaklah hanya
menjalankan kewajiban terhadap agamanya saja yang sebatas menjalankan ritual
ibadah kepada Allah SWT, tetapi manusia juga merupakan makhluk sosial yang
pastinya akan terjun ke kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, berlaku baiklah
terhadap sesama muslim, karena sesungguhnya muslim yang beriman adalah bersaudara.
Rasulullah bersabda :
“Mukmin yang paling sempurna imannya, adalah yang baik akhlaknya
di antara mereka”. (Riwayat Abu Daud)
Allah berfirman :
“Sesungguhnya umat yang beriman, satu terhadap yang lainnya
adalah bersaudara (kandung), hendaknya selalu diusahakan perdamaian diantara
para mereka yang besaudara itu, selalu bertaqwalah kepada Allah, semoga kamu
selalu mendapat curahan rahmat dari Allah”. (Al-Hujuraat : 10)
Akhlak dalam berhubungan dengan sesama muslim yang diajarkan
oleh syari’at islam adalah sebagai berikut : menghubungkan tali persaudaraan,
saling tolong menolong, membina persatuan, waspada dan menjaga keselamatan
bersama, berlomba mencapai kebaikan, bersikap adil, tidak boleh mencela atau
menghina, tidak boleh tuduh-menuduh, tidak boleh bermarahan, memenuhi janji
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang
menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan
penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji menurut syara
dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar
perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
Oleh karena itu kita sebagai muslim, haruslah menanamkan
sifat-sifat yang baik, agar akhlak yang keluar dari diri kita, merupakan akhlak
yang terpuji, yang disukai oleh Allah, dan hanya Rasulullah yang pantas kita
jadikan idola dalam kehidupan.
B.
SARAN
Penulis
bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki
makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis
selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment